BALI - PLESIRAN terdakwa kasus mafia pajak dan pencucian uang, Gayus Halomoan Tambunan, ke Bali menonton kejuaraan dunia tenis, setahun lalu, 5 November 2010 tertangkap kamera wartawan Kompas. Seorang perempuan berkulit putih, belia dan jelita duduk di dekatnya. Segera saja, gosip beredar menyebut, orang itu selingkuhan Gayus. Masihkah ingat peristiwa yang menghebohkan itu?
Seorang penonton mirip Gayus HP Tambunan, namun menyamar menggunakan wig dan kacama mata, terlihat asyik menyaksikan pertandingan antara Daniela Hantuchova melawan Yanina Wickmayer dalam Commonwealth Bank Tournament of Champions di Nusa Dua.
Ia mengenakan kaus hitam dibalut jaket hitam dengan kacamata bingkai hitam, orang itu memang terlihat sangat mirip Gayus Tambunan. Dan belakangan, Gayus mengakui kepergiannya ke Bali, padahal semestinya dia mendekam di balik terali besi Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Di belakang Gayus, seorang perempuan muda, terlihat sangat dekat, bahkan dari foto seperti bersentuhan badan. Perempuan mengenakan topi, kaus kuning telur, seakan menempel di belakang, punggung kanan Gayus. Sekilas pandang mirip Milana Anggraeni, istri Gayus. Di dekat Gayus, ada pula seorang ibu paruh baya mengenakan jilbab, dan sempat diduga mertuanya.
Setahun kemudian, perempuan itu berjumpa dengan wartawan Tribun Network Nurfahmi Budi pada ajang KTT Ke-19 ASEAN yang dihadiri Presiden AS Barrack Obama, 17 November lalu. Dia bertugas menjadi penghubung media di acara tersebut.
Seketika foto ini menghebohkan, apalagi sebelum ada pengakuan Gayus sendiri. Polisi pun berusaha mencocokkan dan mengecek orang-orang yang ada dalam foto. Polisi sempat memburu sejumlah orang, termasuk wanita belia dan ibu berjlbab.
Banyak desas-desus yang kemudian beredar mengiringi rangkaian foto-foto itu. Dan dua wanita menjadi target utama perburuan polisi. Namun sayang, polisi tidak berhasil menjerat si perempuan itu.
Justru secara keberulan, Tribun Network bertemu dengan wanita itu
saat survei beberapa lokasi di kawasan Bali Toursim Development Centre (BTDC), termasuk di kawasan Hotel Melia, Hotel Ayodya, tempat menginap Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Westin Hotel, Bali Nusa Dua Convention Centre sampai Bali International Convention Centre (BICC).
Pekan lalu, perempuan muda dengan gaya anggun, mengenakan stelan blus dan rok layaknya seorang diplomat, mendekati Tribun. Tanpa basa-basi, ia pun mengenalkan sekaligus menawarkan diri menjadi seorang guide khusus dari kelompok media Kompas Gramedia Group.
Selama dua hari bertugas meliput puncak acara internasional itu, dia selalu menemani Tribun Network untuk menunjukkan arah ataupun mengirim beberapa nomor kontak nara sumber, terutama yang berasal dari negara-negara peserta KTT, selain Indonesia tentunya.
Sesaat sebelum press briefing yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hotel Ayodya, sang cewek menawarkan diri mengantar, meski sebenarnya rombongan jurnalis sudah disediakan bus khusus oleh pihak kepresidenan. Dan secara halus menolak. Namun justru itulah yang menjadi awal keterkejutan.
Saat berjalan dari lantai dua ke ground floor dan lapangan parkir, cewek berpostur sekitar 155 cm tersebut mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan sesuatu yang membuat terkejut. "Mas, saya tunjukkan ya. Saya pernah masuk ke Tribunnews.com," ujarnya dengan percaya diri.
Sempat berpikir tidak masuk akal karena memang wajahnya asing, bukan seorang selebritis tentunya. Wartawan Tribun menerima tawaran untuk melongok sejenak apa yang sebenarnya akan ditunjukkannya. "Ini Mas, saya yang ada di sisi kanannya, sedang berdiri," jelasnya.
Dukk.. seperti tersandung, langkah pun sejenak terhenti. Kesempatan tersebut digunakan memerhatikan sekaligus membandingkan antara sosok yang ada di foto dengan kenyataan yang ada di depan mata. Sempat tak percaya, dia meyakinkan diri dengan membuktikan beberapa ciri yang ada pada dirinya seperti rambut, kaus sampai topi yang dikenakannya.
Dalam kesempatan itu, Tribun langsung memintanya menceritakan secara sejak awal, detail dan lengkap. Sayang, wanita yang memerkenalkan diri bernama SP tersebut tak cukup punya waktu, walhasil dia berjanji untuk memberikan komentar dan alur yang dialaminya keesokan hari. Satu hal, ia berkata, "Saya memang beruntung dan punya kesempatan, namun justru itu yang menjadi awal penderitaanku."
Bertemu di tempat yang telah ditentukan sebelumnya, akhirnya SP mau bercerita juga mengenai keberadaan dirinya bersama Gayus Tambunan.
Menurutnya, setahun lalu, sejak Jumat (5/11/2010) pagi, dia merasakan ada sesuatu yang akan terjadi dan menimpa dirinya, meski belum tahu apa gerangan yang bakal dialami.
Sampai saat bertugas sore sampai petang, belum ada hal istimewa. Namun semuanya berubah kala pertandingan Daniela Hantuchova versus Yanina Wickmayer sudah dimulai beberapa saat.
Kala itu, SP yang bertugas di pintu stadion di sisi VIP kedatangan penonton cukup istimewa. Berwajah bulat, bertubuh gempal dan berambut setengah lingkaran seperti batok kelapa, sang pria yang mengenakan kacamata agak besar, menghampirinya.
"Saat itu sebenarnya saya sudah cukup aneh, karena bentuk rambut dan kacamata yang dipakainya seperti ada sesuatu yang tidak lazim. Namun saya tepis semua itu, karena dia bisa masuk di sektor tempat saya bekerja, dan sudah pasti orang kaya," ujar SP.
Wanita itu sopan, si cowok yang ternyata benar Gayus Tambunan, menanyakan apakah masih tersedia bangku kosong di dalam. "Dia meminta tempatnya tidak terlalu ke bawah, tapi tepat di tengah-tengah. Awalnya saya bilang sudah tidak ada, karena cukup penuh, kalaupun ada di sisi atas, yang tentunya kurang menarik," kata SP.
Saat Gayus mencari tempat lain, tiba-tiba seorang penonton, kebetulan dikenal SP, bangkit dan meninggalkan tempat duduknya. Hebatnya, tempat yang ditinggalkan kenalan SP sama seperti yang keinginan Gayus. SP pun langsung menawarkan Gayus untuk masuk.
"Saya bilang, Pak ada kursi kosong satu, kebetulan teman saya sudah pergi dan dia bilang tidak akan kembali lagi. Dengan santai, dia menyalami saya, bilang terima kasih, lalu masuk dan duduk di tempat temanku tadi. Saya pun ikut mengantar dan beberapa saat ada di sampingnya," imbuh SP.
Cewek berusia 25 tahun tersebut tak mengira, keputusannya untuk menemani Gayus meski tak lebih dari 15 menit tersebut berujung hal yang membuat kehidupan pribadi menjadi tidak nyaman. Momen tersebut tepat kala Agus Susanto, fotografer harian Kompas, mengambil gambar.
Kemudian hari, foto-foto yang terlihat ada gambar wajahnya tengah sangat dekat dengan Gayus, tersebar, ia pun kaget bukan kepalang. Beruntung, tidak semua teman-temannya tahu kalau yang ada di foto tersebut adalah dia.
"Mereka hanya bisa mengira, karena saya memang berdandan beda dari keseharian, yang cenderung formal. Saat itu saya santai dengan kostum kuning-hitam dan topi hitam, plus gaya sporty, cukup jauh dengan kebiasaan formil di kantor," katanya.
Esok harinya, saat masuk dalam foto headline Kompas, SP belum sadar betul. Ia masih tak peduli, karena saat itu wawasannya terhadap kasus yang menimpa Gayus, nol besar. Ia tidak tahu-menahu. Bahkan, ia justru menilai sosok seorang Gayus Tambunan adalah orang yang sopan.
"Dua kali saya bertemu dengannya di pintu yang sama, dia selalu menyapa terlebih dulu, dan saya saat itu yakin, orang ini tidak hanya punya harta, melainkan sifat yang baik serta sopan. Meski pada akhirnya, saya langsung kaget setengah mati begitu tahu dia benar Gayus, orang yang berhasil menggemparkan bumi nusantara dengan aksi kongkalikong di arena perpajakan," cetus SP, sembari menerawang, mengingat rentang dua tahun lalu yang masih membekas di hati dan pikirannya.
BULAN ini, tepat setahun sejak foto yang menggegerkan dunia hukum di Indonesia, muncul. Gayus mengenakan wig, menonton pertandingan tenis kelas dunia di Bali. Polemik itu pun terus berlanjut yang membuat banyak pihak harus tertimpa masalah, juga ada yang tiarap demi menyelematkan diri.
Meski tidak menjadi pesakitan secara langsung, keberadaan fotonya yang tengah berdekatan dengan Gayus Halomoan Partahanan Tambunan alias Gayus Tambunan, membuat hidup SP berubah total.
Awalnya, ia bisa normal bangun pagi, keluar rumah jogging, berangkat ke kantor, jalan-jalan ke mal, berbelanja ataupun sekedar makan malam bersama rekan-rekan mudanya.
Namun setelah foto yang posisinya sangat dekat dengan Gayus tersebut beredar, ia pun memilih menjadi bagian dari orang yang tiarap. Padahal, ia yakin, tidak ada seorangpun yang mengenalinya.
Bahkan teman-temannya sendiri tidak percaya kalau itu SP, dan kondisi tersebut menjadi keuntungan tersendiri, sampai benar-benar tersimpan rapat. Kalangan jurnalis, yang berusaha untuk mendapatkan keterangan tentang dirinya, terlihat mentok meski akhirnya ada saja yang berhasil melacak identitas dirinya.
"Ada yang berhasil, tapi tidak ada yang mampu berbicara sedekat ini. Saya juga tidak pernah berkomentar, dan baru sekarang bisa mengeluarkan apa yang sesungguhnya ada dalam diriku. Saya hanya seorang pekerja biasa, anak muda yang ingin jalan bebas, tapi semuanya berubah drastis dalam rentang dua hari pascakemunculan foto tersebut. Jujur saja, hampir setiap hari dalam sebulan setelah kejadian, rumah dan kantor saya disatroni aparat dan jurnalis, saya benar-benar stres saat itu," ujar SP, kepada Tribun Network, akhir pekan lalu, di Bali.
0 comments