Daftar Isi

Kutipan Wawancara Jokowi Dengan Jurnalis



Hasil perhitungan cepat (quick count) berbagai lembaga survei menempatkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada posisi puncak putaran pertama Pilkada DKi Jakarta, mengalahkan pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Saat diwawancarai secara khusus oleh VIVAnews, di rumah dinasnya di kawasan Loji Gandrung, Solo, Jumat, 13 Juli 2012, Jokowi hakulyakin bisa menang pada putaran kedua dan melenggang ke Balaikota DKI Jakarta. Berikut petikan wawancara dengan pria kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 ini:

Menang putaran pertama, bagaimana perasaan Anda?
Alhamdulilah, bersyukur sangat banyak sekali. 

Sebelumnya sudah yakin menang?
Optimis lah, mosok kerja tidak optimis. Kalau wajah saya masih senang seperti ini tandanya optimis. Itulah kehendak warga Jakarta, saya haya menerima. Alhamdulilah, warga Jakarta rasional dan cerdas. 

Kabarnya ada dugaan manipulasi?
Ya, itu nanti ada Satgas Anti Curang.

Anda pernah dengar ada yang curang?
Saya sering di-SMS, tapi ya sudahlah, tidak ada buktinya. Saya fair saja, supaya Pilkada itu betul-betul fair.

Ada pesan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri?
Makan yang banyak, biar sehat.

Anda yakin empat pasangan lain yang sudah tersingkir akan mendukung Anda?
Sejak awal kami kan sudah berkawan.

Sudah melobi partai mana saja untuk putaran kedua?
Nggak usah lobi-lobi lah, yang penting didolani (disambangi).

Apa strategi Anda di putaran kedua nanti?
Kemarin saya memang tidak pernah menjanjikan apa-apa dalam setiap kampanye. Saya hanya menyampaikan visi-visi yang sederhana dan program-program yang sederhana.

Apa contohnya?
Ya, seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Itu bukan janji karena sudah dilakukan, kok. Program-program itu sistemnya sudah kami siapkan. Itu bukan janji tetapi sistem yang sudah dipersiapkan. Saya selalu menyampaikan bahwa itu sistem yang kami persiapkan untuk masyarakat.

Anda akan menggunakan strategi yang sama di putaran kedua?
Pada putaran kedua nanti akan ada dua strategi, yakni strategi lama yang masih digunakan dan menggunakan strategi baru. Oh,... itu bukan strategi, tapi cara lah... Cara lama masih akan dilakukan seperti halnya mendatangi kampung-kampung. Tapi yang cara baru ini masih rahasia. Pokoknya yang digunakan cara-cara simpel saja.

Kampanye masih akan memasang baliho atau spanduk?
Seperti saat kampanye kemarin itu memang ada yang pasang. Tapi siapa yang memasang saya tidak tahu. Itu bukan dari tim sukses yang memasang. Pemasangan spanduk murni sukarela dari warga. 

Apa sebenarnya resep Anda menghadapi Fauzi Bowo sebagai incumbent?
Kalau saya biasa saja. Menurut saya, dalam Pilkada mestinya yang benar adalah adu visi misi, adu program dan adu solusi. Mestinya yang dilakukan seperti itu, bukan menggunakan black campaign. Masyarakat Jakarta itu masyarakat rasional. Warga Jakarta itu warga yang pintar dan cerdas. Kalau black campaign ya tetap mikir, tidak langsung terpengaruh.

Fauzi Bowo kuat pada lini birokrasi, bagaimana Anda akan mengantisipasinya?
Oh, nggak. Saya juga sangat percaya bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan birokrasi di DKI Jakarta itu tidak ikut ke mana-mana alias netral. Kami mengerti lah, ada satu, dua, tiga, empat, lima oknum-oknum yang ikut-ikutan. Akan tetapi, jangan digeneralisir semua PNS DKI Jakarta seperti itu. Yang ikut-ikutan tidak ada 10 persen.

Dan kami juga sudah tahu siapa-siapa yang ikut main. Hati-hati karena tindak seperti itu termasuk tindak pidana dan di undang-undang maupun aturan jelas tidak boleh. Birokrasi sebaknya jangan bertaruh risiko lah. Birokrasi memang seharusnya lebih bagus kalau netral total. Nanti kalau ikut-ikutan kepleset malah jadi pidana.

Jangan seperti kemarin, masih ada beberapa yang kut bermain sekitar satu, dua, tiga, empat. Saya mengerti siapa saja yang ikut main. Dilihat bisa, tapi untuk pembuktiannya sulit.

Anda belum pernah menjadi gubernur dan berasal dari daerah. Anda yakin bisa mengatur Ibukota?
Itu hanya dua penyelesaiannya, yakni quality of management dan quality of leadership. Hanya itu saja kiatnya. Diselesaikan dengan kepemimpinan yang berkualitas dan manajemen yang berkualitas. Seperti penangangan manajemen, ya manajemen secara total. Untuk kepemimpinan, ya kepemimpinan yang mau turun ke bawah, mau turun ke lapangan.

Jika mengubah gaya manajemen secara drastis, Anda tidak khawatir akan ada penolakan?
Tidak akan ada penolakan dari para pegawai nantinya. Kalaupun ada penolakan-penolakan terhadap perubahan, biasanya hanya dalam enam bulan pertama. Kami sudah hafal lah, seperti halnya di Solo. Kami nantinya juga tidak akan gonta-ganti  pejabat. Asalkan semuanya mengikuti manajemen dan sistem, tidak akan ada penggantian pejabat. Paling hanya satu dua yang diganti.

Jika terpilih menjadi gubernur, gebrakan pertama apa yang akan Anda  lakukan?
Ya, membenahi manajemen sistem, terutama pelayanan publik seperti di kelurahan hingga kecamatan untuk pembuatan KTP. Terus di kantor perizinan. Yang itu-itu saja dulu yang dibenahi. Pokoknya yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Yang paling utama adalah yang berhubungan dengan kebutuhan dasar masyarakat, seperti pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan. Itu yang pertama harus dirampungkan.

Target Anda berapa bulan untuk gebrakan pertama tersebut?
Saya menargetkan enam bulan pertama harus sudah terwujud. Pokoknya tiga bulan sampai enam bulan harus sudah selesai melakukan gebrakan pertama itu. 

Soal transportasi massal, akan ada penambahan selain bus Transjakarta?
Kalau masalah transportasi sebentar dulu lah. Jangan membayang-bayangi begitu, kan nanti masih ada putaran kedua. Itu berandai-andai, saya tidak mau itu. Bicara yang kecil-kecil dulu lah, jangan dulu bicara masalah itu.

Bagaimana masalah banjir yang setiap tahun meland` Jakarta, Anda sudah memiliki solusinya?
Mengenai masalah banjir, memang sudah ada cetak birunya sehingga tinggal dieksekusi saja, segera dilaksanakan, dan dikawal supaya segera sampai tujuan tepat waktu. Yang kemarin tidak mengikuti cetak biru yang sudah ada. Pokoknya, kuncinya adalah ikuti blue print-nya. Wong dari dulu sudah ada tetapi tidak dilaksanakan, tidak dieksekusi dan tidak diimplementasikan.

Anda dikabarkan mendompleng popularitas mobil Esemka untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta. Bagaimana menurut Anda?
Lho, mobil Esemka sudah ada sejak lima tahun lalu. Kami merancang juga sejak lima tahun lalu. Sudah lama begitu kok dibilang ndompleng. Mendompleng dari mana? Lho, kalau rancangannya baru mau Pilgub kemarin, bisa dikatakan mendompleng.  Esemka sudah dirancang sejak lima tahun lalu. Mendompleng apanya?

  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments

 
© 2012 Investigasi Berita | Berita Unik, Lucu dan Menarik
Develop by Aaz
Back to top