Pria perokok bisa menurunkan risiko leukemia kepada anaknya. Anak-anak ini terkontaminasi pengaruh racun rokok sejak terjadinya pembuahan sel dari pria yang menjadi perokok berat sebelumnya. Dari data peneliti yang dimuat American Journal of Epidemiology yang meneliti pengaruh kompleks munculnya acute lymphoblastic leukemia (ALL), menyatakan, 3-5 anak dari 100 ribu orang dapat terkena penyakit ini.
Jika pria menjadi perokok berat, paparan racun yang bersifat karsinogen akan merusak berbagai sel sehat di dalam tubuhnya. Mereka cenderung mengabaikan kebiasaannya ini bisa berakibat fatal pada keturunannya kelak. Racun itu akan membuat sel sehat menjadi sel kanker. Selain itu, racun tembakau akan merusak DNA.
Sel-sel yang memproduksi sperma juga turut terkena imbasnya. Spema yang DNA-nya rusak karena paparan racun rokok, memberikan efek “tidak normal” bagi perkembangan anak semenjak sperma membuahi sel telur. Inilah yang kemudian berakibat pada menculnya risiko kesehatan anak ketika lahir sampai dewasa. Mereka bisa mendapatkan suatu penyakit menetap, termasuk juga leukemia ini.
“Hasil penelitian menunjukkan ayah yang perokok berat, ketika melakukan pembuahan berisiko menghasilkan anak yang menderita leukemia,” kata tim Peneliti di Telethin Institute for Child Health Research Elizabeth Milne seperti dikutip Media Indonesia.
Para peneliti tidak mendapati risiko yang sama pada ibu yang merokok. Artinya, potensi ibu perokok terhadap terjadinya leukimia pada anak, tidak terlalu signifikan bila dibanding sang ayah yang perokok. Kesimpulan ini muncul setelah peneliti menanyakan kepada orang tua yang anaknya menderita AAL. Dari situ didapatkan, ayahlah yang lebih dominan membahayakan jiwa anaknya dari kebiasaannya merokok. Dan, dengan merokok 20 batang per hari, risiko AAL pada anak semakin tinggi.
0 comments