Nana S, salah satu korban tertabrak helikopter dirawat di rumah sakit. |
Sulit dipercaya mendengar ada orang tewas karena ditabrak helikopter. Tapi bukan mustahil. Seorang pemuda bernama Syamsudin, (23) warga asal Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Pasir Utara (PPU), Kalimantan Timur, tewas mengenaskan dengan luka sangat parah pada bagian kepala, Rabu (28/11), pukul 16.00, karena disambar helikopter yang terbang terlalu rendah.
Sementara Nana Setiawan (52), juga dari Babulu, diduga kuat mengalami patah tulang pada seputar rusuk kiri dan lengan kiri. Ketika kecelakaan itu berlangsung, Syamsudin dan Nana sedang berada di sebuah 'perahu’ speedboat. Mereka bersama lima kerabatnya tengah menyeberang dari PPU menuju Balikpapan. Syamsudin duduk paling depan sebelah kiri Nana, saat kejadian berlangsung.
“Sangat cepat kejadian itu. Sesaat, darah bercecer di tangan saya. Ternyata itu darah keponakan di samping saya. Dia meninggal saat itu juga,” kata Nana Setiawan.
Tujuh orang berangkat dari Kecamatan Babulu menuju Balikpapan. Selain kedua korban, ada kakak kandung dari Syamsudin bernama Dadam Agustiawan dan Sufendi, kemudian Musa, Panji, Firman, dan Acok sang motoris speedboat. Mereka, kecuali Acok, merupakan calon buruh untuk sebuah proyek pembangunan pagar di depan Bandara Sepinggan. Nana menjadi ketua rombongan perjalanan tersebut. “Kami ini satu saudara saja. Mereka keponakan saya," kata Nana.
Dari Babulu, mereka harus melintas Teluk Balikpapan. Rombongan pun menyeberang dari PPU ke Balikpapan dengan menyewa speedboat yang dikemudikan Acok. Perjalanan dengan menggunakan speedboat sejatinya hanya menempuh 30 hingga 45 menit saja. Tak lebih dari tujuh menit selepas meninggalkan pelabuhan, tanpa ada peringatan atau suara kehadiran helikopter, sebuah ‘benda besar’ datang dari arah belakang mereka. Helikopter itu, menurut Dadam, terbang terlalu rendah dan nyaris menyenggol speedboat.
“Kami ini berada di belakang. Nana berdiri paling depan. Heli itu datang begitu saja. Turun sedikit lalu naik lagi. Adik saya berada di depan saya tiba-tiba jatuh ke pangkuan saya. Saya kira sedang bercanda. Ketika saya angkat, darah sudah dimana-mana,” kata Dadam.
Nana pun juga ikut terpelanting di atas speedboat ketika itu. “Motorisnya minta saya duduk saja. Ketika menunduk hendak duduk itulah punggung tiba-tiba kena heli. Saya terpental dan kena besi speedboat. Speedboat sampai terputar di laut. Untung tidak terbalik,” kata Nana.
Lantaran belum jauh dari pelabuhan PPU, motoris speedboat segera putar haluan untuk kembali ke pelabuhan PPU. Tim SAR dari PPU merupakan petugas pertama yang langsung tiba di pelabuhan dan memfasilitasi bantuan evakuasi korban.
Nana dibawa ke RSUD Kanujoso Balikpapan untuk menjalani perawatan lebih lanjut pada pukul 22.30. Sementara Syamsudin dilarikan ke kamar mayat RSUD menjelang tengah malam. “Kami dapat laporan warga, jadi kami segera dan lebih dulu saja menangani kecelakaan itu untuk kami bawa ke RS terdekat,” kata Koordinator SAR PPU, Edy S Magopung.
0 comments