Menu sambel tumpang mungkin baru terkenal di wilayah Jawa Tengah. Kuliner ini berbahan dasar tempe busuk (tempe bosok), yaitu tempe yang dibiarkan sampai agak menghitam setelah dibiarkan selama tiga sampai lima hari dari waktu normal untuk dimasak. Bukan berarti makanan ini beracun. Justru rasanya cukup nikmat, gurih, dan sangat lezat ketika dibuat agak pedas.
Namun kuliner sambel tumpang yang ada di Salatiga, Jawa Tengah, mungkin agak sedikit beda dengan tempat lain. Di sini, sambel tumpang ditambahkan koyor dan jadilah menu tumpang koyor. Koyor adalah bagian dari daging sapi yang kenyal. Biasanya, konyor ditemukan pada otot, kepala, dan tulang muda. Rasanya cukup kenyal saat dikunyah.
Paduan sambel tumpang dan koyor inilah yang membuat menu ini tambah enak. Untuk menyajikannya ditambahkan kluban yang terdiri dari serutan daging pepaya muda dan daun pepaya yang diolah tidak pahit. Kluban tersebut ditaruh pada sepiring nasi, lalu disiramkan sambal tumpah koyor secukupnya. Sebagai lauk bisa ditambahkan tahu goreng. Pelengkapnya adalah kerupuk untuk menambah sensasi rasa. Kalau penyajiannya sudah lengkap seperti ini, citarasanya jauh lebih lengkap.
Di Salatiga, salah satu tempat yang bisa Anda kunjungi adalah Pondok Dahar Mbah Rakinem. Anda bisa menemukannya di Jalan Nakula Sadewa III, Kembang Arum, Salatiga. Warung ini cukup terkenal menu sambel tumpang koyornya. Bahkan, warung Mbah Rakinem sudah ada sejak tahun 1970-an. Pukul 6.30 pagi, warung tersebut sudah buka.
Nama “sambel tumpang” konon diilhami dari cara memasak menu ini. Seperti dikutip laman Tourism News, dulu untuk memasak digunakan kuali atau panci yang kemudian diletakkan atau ditumpangkan pada sebuah tungku. Lalu, muncullah nama sambel tumpang.
0 comments