Mendengkur bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala. Sama seperti batuk bisa menjadi gejala pneumonia, maka mendengkur merupakan gejala apnea obstruktif.
Mendengkur terjadi karena jaringan di saluran napas bergetar selama inhalasi (penghirupan udara dari luar) dan / atau ekshalasi (keluarnya udara dari paru-paru secara normal).
Ada beberapa kondisi utama yang dapat menyebabkan mendengkur meningkat pada sebagian orang.
Obesitas. Efek samping dari berlebihnya berat badan adalah timbunan lemak ekstra di sekitar tenggorokan. Timbunan lemak ini dapat mengubah bentuk saluran napas, yang memicu terjadinya dengkuran.
Keturunan. Tenggorokan kecil dapat menyebabkan masalah dalam pernapasan yang menyebabkan mendengkur. "Ketika Anda memiliki riwayat keluarga yang mempunyai pembukaan tenggorokan kecil, maka generasi selanjutnya juga akan memiliki leher lebih kecil juga," jelas Dr Sunaina Rawat, Spesialis gangguan tidur.
Gender. Penelitian membuktikan bahwa tingkat mendengkur pria selalu lebih tinggi dari wanita. Hal ini disebabkan pria memiliki saluran udara yang sempit dalam tubuhnya.
Alkohol. Tak banyak yang menyadari bahwa terlalu banyak minum alkohol menyebabkan mendengkur di malam hari. Zat penenang lain, seperti obat nyeri bahkan pil tidur juga menyebabkan peningkatan relaksasi otot di tenggorokan. "Alkohol dapat melemaskan otot-otot tubuh, termasuk lidah dan otot tenggorokan, sehingga membuat peluang untuk mendengkur lebih tinggi," tambah dr. Sunaina.
Penyakit tertentu. Kondisi medis tertentu, seperti hipotiroid (tingkat hormon tiroid rendah), turut andil menyebabkan suara berisik saat tidur. Selain itu, menopause juga dapat menyebabkan mendengkur pada wanita yang sebelumnya tidak mendengkur.
0 comments