Tim DVI berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat. Identitas satu jenazah itu bisa dipastikan setelah tim forensik melakukan rekonsiliasi jasad korban, Rabu 16 Mei 2012.
"Ternyata, dari rekonsiliasi siang ini kami baru menemukan satu korban teridentifikasi dari hasil pemeriksaan," kata Brigjen Agus Prayitno, Kelapa Rumah Sakit Polri saat jumpa pers di RS POlri, Jakarta Timir.
"Ternyata, dari rekonsiliasi siang ini kami baru menemukan satu korban teridentifikasi dari hasil pemeriksaan," kata Brigjen Agus Prayitno, Kelapa Rumah Sakit Polri saat jumpa pers di RS POlri, Jakarta Timir.
"Yang bersangkutan kebetulkan memiliki data base, sehingga kami cocokkan denag post mortem, sehingga masih utuh." Jasad yang berhasil diidentifikasi itu berjenis kelamin laki-laki. Namun, dia tidak menyebut identitas lengkap korban yang berhasil diidentifikasi tersebut.
Tim forensik, kata Agus, akan terus melakukan proses identifikasi terhadap jasad lainnya. Hingga saat ini, kata dia, RS Polri telah menerima 30 kantong jenazah, lima diantaranya berisi properti korban. "Sampai tadi malam sudah dilakukan analisa dan evaluasi, pada pagi ini kami sudah memulai proses lanjut DVI yaitu rekonsiliasi, mencocokkan data post mortem dan ante mortem," kata Agus.
Data post mortem dikumpulkan saat korban tiba di RS Polri, sementara, data ante mortemdikumpulkan dari keluarga korban. "Sebagaimana telah disampaikan kemarin bahwa apabila ada data primer yang match dapat dipastikan teridentifikasi," katanya.
Sebagaimana diketahui, pesawat SSJ 100 yang menabrak tebing di Gunung Salak, pada Rabu 9 Mei 2012 itu berisi 45 penumpang, termasuk kru pesawat. Hingga saat inni, proses evakuasi di lapangan belum dihentikan.
Tim forensik, kata Agus, akan terus melakukan proses identifikasi terhadap jasad lainnya. Hingga saat ini, kata dia, RS Polri telah menerima 30 kantong jenazah, lima diantaranya berisi properti korban. "Sampai tadi malam sudah dilakukan analisa dan evaluasi, pada pagi ini kami sudah memulai proses lanjut DVI yaitu rekonsiliasi, mencocokkan data post mortem dan ante mortem," kata Agus.
Data post mortem dikumpulkan saat korban tiba di RS Polri, sementara, data ante mortemdikumpulkan dari keluarga korban. "Sebagaimana telah disampaikan kemarin bahwa apabila ada data primer yang match dapat dipastikan teridentifikasi," katanya.
Sebagaimana diketahui, pesawat SSJ 100 yang menabrak tebing di Gunung Salak, pada Rabu 9 Mei 2012 itu berisi 45 penumpang, termasuk kru pesawat. Hingga saat inni, proses evakuasi di lapangan belum dihentikan.
0 comments