Skor masih tetap 1-2 bagi keunggulan QPR hingga pertandingan memasuki menit 90 di pekan terakhir Liga Inggris musim ini. Para pemain, fans, dan manajer Roberto Mancini pun terlihat sangat gusar dengan situasi yang ada. Namun, sebuah sundulan dari Edin Dzeko di menit 92 dan disusul sepakan Sergio Aguero di menit 95 mampu merubah segalanya. Ya, dua gol tersebut sudah cukup untuk memastikan Manchester City meraih gelar juara Liga Inggris 2011-2012.
Sebelum pertandingan melawan QPR tersebut, City memang hanya diberi satu pilihan jika ingin meraih gelar musim ini, yakni menang. Asal bisa menang, apapun hasil yang diraih United tak akan berpengaruh bagi The Citizens.
Awalnya, pertandingan di 45 menit pertama berjalan cukup mudah bagi City. Meski sempat kesulitan memecah pertahanan QPR, tuan rumah akhirnya mampu unggul di menit 39 lewat aksi Pablo Zabaleta.
Namun di awal babak kedua, City lengah. Djibril Cisse dengan brilian mampu menyamakan skor untuk tetap menjaga peluang timnya bertahan di Premier League musim ini.
City semakin tertekan kala QPR justru mampu berbalik unggul lewat gol Jamie Mackie. Padahal, saat itu QPR sudah bermain dengan 10 pemain setelah Joey Barton diusir wasit Mike Dean lantaran menendang Aguero.
Di tengah kegusarannya, Mancini masih bisa berpikir jernih dengan memasukkan Mario Balotelli dan Edin Dzeko. Sehingga jika ditambah dengan Aguero, David Silva, dan Samir Nasri, City bermain dengan enam pemain menyerang sejak menit 76 atau ketika Balotelli masuk menggantikan peran Carlos Tevez.
Namun hasilnya bisa dilihat. Serangan City semakin menggila. Setelah beberapa kali melakukan penyelamatan spektakuler, Paddy Kenny pun harus bertekuk lutut oleh gol dari Dzeko dan Aguero di masa injury time.
Kemenangan dan gelar juara yang diperoleh dengan cara yang dramatis tersebut sampai memaksa kapten Vincent Kompany mengeluarkan pernyataan lucu.
“Ini adalah momen terbaik dalam hidup saya. Tapi jujur saja, lain kali jangan lagi menang dengan cara seperti ini,” ujarnya.
Selepas pertandingan, para punggawa City memang mengaku sempat pasrah ketika mereka belum juga mampu menyamakan skor. Namun, gol yang dicetak Dzeko mampu melecut semangat mereka untuk membuat satu gol lagi.
“Ketika Edin mampu menyamakan skor, saya percaya kami bisa mengulang apa yang kami lakukan saat menang dramatis atas Tottenham dan Sunderland,” lanjut Kompany.“Saat tertinggal 1-2, saya sempat berpikir kami akan kalah. Dua gol itu adalah hal yang nyaris mustahil kami raih. Namun kami tak menyerah dan saya percaya pada teman-teman. Pada akhirnya, semua terwujud. QPR tahu bahwa mereka sudah aman (terhindar dari degradasi) dan kami bisa memanfaatkannya,” sambung Gareth Barry.
Gelar juara ini, selain menjadi akhir penantian 44 tahun City, juga menjadi kado istimewa bagi Yaya Toure. Pahlawan kemenangan City atas Newcastle United itu tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-28 tepat saat City meraih gelar juara.
Well, selamat berpesta, The Citizens!
0 comments