Riley Lewis dianggap satu-satunya balita yang terlahir dengan 6 kecacatan jantung sekaligus. Katup jantungnya terbalik, terdapat lubang besar di jantung dan berbagai kondisi yang membuat arterinya menebal. Beruntung, dokter masih bisa menyelamatkan nyawanya.
Kondisi Riley sebenarnya sudah terdeteksi sejak dalam kandungan. Bahkan dokter menyarankan orangtuanya untuk melakukan aborsi pada usia kandungan 21 minggu. Tapi pasangan Michelle dan Darryl Lewis menolak saran tersebut, meski ada kekhawatiran dokter bayi tidak akan dapat bertahan.
Saat persalinan, jantung Riley selalu berhenti setiap kali ibunya mengalami kontraksi. Dan untuk menyelamatkan nyawanya, dokter langsung melakukan operasi pada saat usianya baru 8 jam.
Namun meskipun proses kelahirannya sulit dan langsung dioperasi saat baru dilahirkan, yang kemudian diikuti dengan 4 operasi lainnya, kini kondisi Riley sudah berangsur pulih.
"Dokter bedah mengatakan kepada kami kalau hanya mukjizat yang membuat Riley masih ada disini. Dokter memberitahu kami, memiliki satu cacat jantung saja sudah tidak beruntung, tetapi dia punya 6 kecacatan sekaligus. Mereka mengatakan ia mungkin tak bisa melalui kehamilan, dan jika pun bisa ia tidak akan bertahan lama setelah lahir," jelas ibunya, Michelle (32 tahun), yang berasal dari Tunbridge Wells, Kent, Inggris, seperti dilansir Dailymail, Kamis (28/6/2012).
Pasangan ini tidak tahu ada komplikasi dengan kehamilan hingga usia kandungannya menginjak 21 minggu. Saat dilakukan scan USG, dokter berjuang untuk mendengar detak jantung sang jabang bayi dengan jelas.
Melihat ada kelainan, pasangan ini pun dirujuk ke dokter spesialis dan betapa hancurnya hati calon orangtua ini mendapatkan kabar bahwa janinnya mengalami 6 cacat jantung.
Janin dalam kandungannya memiliki katup jantung yang terbalik (belakang untuk depan dan sebaliknya), lubang besar di jantung, serta berbagai kondisi yang membuat arterinya menebal dan menyulitkan darah untuk dipompa ke seluruh tubuh.
Michelle dan Darryl merasa sangat hancur, namun pasangan ini menguatkan satu sama lain dan tetap ingin melihat bayinya hidup. Meski demikian, sisa kehamilan terasa sangat mengerikan. Michelle hidup dalam ketakutan akan ada sesuatu yang tidaj beres dengan calon bayinya.
"Ketika saya bersalin, jantung Riley berhenti setiap kali saya harus kontraksi. Kami hampir kehilangan dia begitu banyak. Tapi dia begitu kuat dan kami sangat bangga padanya," lanjut Michelle.
Riley baru berusia delapan jam ketika ia menjalani operasi jantung pertamanya. Sebuah operasi untuk memasukkan balon kecil ke jantungnya untuk memompa darah melalui arterinya.
Kedua orangtuanya terus berjaga di sisi tempat tidurnya. Dan saat berusia 5 hari, ia harus kembali menjalani operasi lanjutan untuk memasukkan shunt (semacam lubang atau bagian kecil yang bergerak, yang memungkinkan gerakan cairan dari satu bagian ke bagian tubuh lain) ke pembuluh darahnya.
Pada usia 4 bulan, Michelle dan Darryl hampir kehilangan putra, ketika tubuh kecil Riley bereaksi keras dengan anestesi yang tadinya digunakan untuk membuatnya tertidur, justru menyebabkan detak jantungnya melonjak hingga 260.
Namun nyawanya lagi-lagi selamat. Setelah lima bulan di rumah sakit, Riley akhirnya bisa pulang ke rumah. Dan meskipun butuh tiga operasi lanjutan dalam 12 bulan terakhir, dokter kagum dengan kemajuan Riley. Balita tangguh ini bahkan jauh lebih baik yang diharapkan.
"Riley adalah superstar kecil kami. Saya menatap Riley dan Michelle setiap hari dan hanya berpikir betapa beruntungnya saya memiliki mereka berdua," ujar sang ayah, Darryl.
0 comments