Ada dua tim yang diberangkatkan menuju lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100), udara dan darat. Keduanya sama-sama tak mudah dilakukan.
Helikopter bisa terhalang kabut dan cuaca buruk, sementara jalur darat membutuhkan energi ekstra karena medannya yang terjal.
Menurut pengamatan wartawan VIVAnews yang sempat mengikuti pendakian dari Desa Loji, terdapat beberapa jalur menuju lokasi pesawat. Salah satu jalur yang dilalui rombongan PMI dan wartawan adalah jalur pendaki.
Jarak dari jalan yang dilalui mobil sampai ke pos Perhutani sekitar 500 meter dengan jalan terbilang landai. Kemudian, sekitar 60 meter dari pos terdapat jembatan gantung sepanjang 30 meteran, dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 30 meter.
Dari jembatan gantung ini jalan mulai menanjak. Terdapat hutan pinus tak jauh dari situ. Setelah itu, jalan mulai menyempit dan terus menanjak. Menyusuri terus jalan ini akan ditemui sebuah curug. Jarak dari pos Perhutani menuju curug sekitar 1,3 km. Ada tiga curug yang masing-masing jaraknya terbilang jauh, lebih dari 1 km.
Namun, sayang, jalur menuju curug kedua longsor dan tidak dapat dilalui. Meski begitu, ada jalur alternatif lain di sebelah kanan curug, yang sangat terjal dan memutar lereng bukit. Karena itu, rombongan wartawan memutuskan untuk kembali turun. Mereka yang bukan anggota tim SAR diimbau untuk tidak melanjutkan perjalanan.
Sebelumnya, Komandan Resimen Militer (Danrem) 061 Kabupaten Bogor, Kolonel Infantri Putranto, mengatakan bangkai pesawat berada di area yang curam.
Akibatnya, evakuasi korban membutuhkan waktu lama. “Bisa jadi tim harus menginap di atas bukit,” jelas dia.
Putranto menambahkan, para korban Sukhoi yang meninggal akan dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Djati DKI Jakarta, sedangkan korban luka-luka akan dibawa ke Rumah Sakit Salak dan PMI Bogor. Putranto mengatakan tim yang dikerahkan untuk melakukan evakuasi terdiri dari 1.390 personel.
0 comments